Provinsi Bali

Ibukota : Denpasar
Tanggal berdiri : 14 Agustus 1959
Luas Wilayah : 5.780,06 km²
Gubernur : I Wayan Koster
Wakil Gubernur : Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
Jumlah Penduduk : 4.230.051 jiwa 2017
Kabupaten : 8
Kotamadya : 1
Website : www.baliprov.go.id
Alamat Kantor:
Jl. Basuki Rachmat No.1, Depansar- Bali
Telp. (0361) 232885, 235155
Fax. (0361) 224671, 236037, 232885
Sejarah
Pada permulaannya yang datang di Bali adalah tentara dari kesatuan angkatan darat Jepang (Rikugua) yang tampaknya lebih kejam, bengis dengan pedang selalu ditangan, kemudian setelah pemerintahan sipil mulai disusun, yang mengambil peranan adalah tentara angkatan laut yang disebut kaigen. Pemerintahan sipil ini disebut Menseibu dengan kepalanya Menseibu Chookan berpusat di Singaraja.
Sistem militer yang diterapkan disini menyebabkan pemerintah bersifat militer fasis. Pusat kekuatan militer untuk seluruh Sunda Kecil berada di kota Denpasar dengan kepala militer tertinggi disebut Sirei.
Dalam hal ini walaupun bentuknya adalah pemerintahan sipil, namun selalu berada dibawah pengawasan militer. Setelah pemerintahan sipil dapat diwujudkan aksi propaganda oleh pemerintah Jepang semakin giat dilakukan. Dalam hal ini dibentuk semacam barisan propaganda yang disebut Sendenbu Sedenka.
Pada tanggal 15 Agustus 1943, dibentuk semacam Dewan Perwakilan Rakyat (Chuoa Sangai In) untuk seluruh Indonesia namun khusus di Bali dibentuk pula badan-badan yang disebut Syu Kaigi, dan para anggotanya disebut Syu Kaigi In serta bukan terpusat di Singaraja.
Luas Wilayah : 5.780,06 km²
Gubernur : I Wayan Koster
Wakil Gubernur : Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati
Jumlah Penduduk : 4.230.051 jiwa 2017
Kabupaten : 8
Kotamadya : 1
Website : www.baliprov.go.id
Alamat Kantor:
Jl. Basuki Rachmat No.1, Depansar- Bali
Telp. (0361) 232885, 235155
Fax. (0361) 224671, 236037, 232885
Sejarah
Pada permulaannya yang datang di Bali adalah tentara dari kesatuan angkatan darat Jepang (Rikugua) yang tampaknya lebih kejam, bengis dengan pedang selalu ditangan, kemudian setelah pemerintahan sipil mulai disusun, yang mengambil peranan adalah tentara angkatan laut yang disebut kaigen. Pemerintahan sipil ini disebut Menseibu dengan kepalanya Menseibu Chookan berpusat di Singaraja.
Sistem militer yang diterapkan disini menyebabkan pemerintah bersifat militer fasis. Pusat kekuatan militer untuk seluruh Sunda Kecil berada di kota Denpasar dengan kepala militer tertinggi disebut Sirei.
Dalam hal ini walaupun bentuknya adalah pemerintahan sipil, namun selalu berada dibawah pengawasan militer. Setelah pemerintahan sipil dapat diwujudkan aksi propaganda oleh pemerintah Jepang semakin giat dilakukan. Dalam hal ini dibentuk semacam barisan propaganda yang disebut Sendenbu Sedenka.
Pada tanggal 15 Agustus 1943, dibentuk semacam Dewan Perwakilan Rakyat (Chuoa Sangai In) untuk seluruh Indonesia namun khusus di Bali dibentuk pula badan-badan yang disebut Syu Kaigi, dan para anggotanya disebut Syu Kaigi In serta bukan terpusat di Singaraja.
Demografi
- Etnis(Sensus 2010)
Bali (84.96%), Jawa (9.60%)
Bali Aga (1.0%), Madura (0.77%)
Melayu (0.59%), Sasak (0.58%)
Suku asal NTT (0.50%), Tionghoa (0.38%)
Sunda (0.30%), Bugis (0.24%)
Batak (0.17%), Lainnya (0.91%)[4]
- Agama
Hindu 83.46%
Islam 13.37%
Kristen Protestan 1.66%
Katolik 0.88%
Buddha 0.54%
Konghucu 0.01%
Aliran Kepercayaan 0.01%
Lain-Lain 0.14%[5]
- Bahasa Indonesia (resmi)
Bali (utama)
Jawa, Sasak, Madura, Inggris, Jepang
Geografi
Peta Provinsi Bali
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara geografis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
Batas wilayah
Utara Laut Bali
Timur Selat Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Selatan Samudera Hindia
Barat Selat Bali, Provinsi Jawa Timur
Demografi
Lahan sawah di Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 83,5% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Buddha (0,54%), Islam (13,37%), Kristen Protestan (1,66%), Katolik (0.88%), Konghucu (0.01%), dan Aliran Kepercayaan (0.01%).
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistem Subak. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah bahasa Indonesia, Bali dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang. Di beberapa tempat di Bali ditemukan sejumlah pemakai bahasa Jawa.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi prioritas pendidikan di Bali.
Ekonomi
Tiga dekade lalu, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis pada pertanian baik dari segi output dan kesempatan kerja. Sekarang, industri pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali. Hasilnya, Bali menjadi salah satu daerah terkaya di Indonesia. Pada tahun 2003, sekitar 80% perekonomian Bali bergantung pada industri pariwisata. Pada akhir Juni 2011, non-performing loan dari semua bank di Bali adalah 2,23%, lebih rendah dari rata-rata non-performing loan industri perbankan Indonesia (sekitar 5%). Ekonomi, bagaimanapun menderita secara signifikan sebagai akibat dari Bom Bali 2002 dan Bom Bali 2005. Industri pariwisata sendiri telah pulih dari akibat peristiwa ini.
Pariwisata
Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu. Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain: Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang - Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang ada di pulau ini tergolong sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan jalan tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni Legian, Kuta, Sanur, Nusa Dua, Ubud, dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi dan angkutan pariwisata. Moda transportasi massal saat ini disiapkan agar Bali mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para wisatawan. Baru-baru ini untuk melayani kebutuhan transportasi massal yang layak di pulau Bali diluncurkan Trans Sarbagita (Trans Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) menggunakan bus besar dengan fasilitas AC dengan tarif Rp 3.500.